Monday, July 26, 2010

Hari 43: Seoul kota untuk pria, betul tak Son Ye Jin?

26 Julai
Jinchon Ferry - Tianjin Port - Incheon

Sinar mentari Korea menerangi lautan luas terlihat sayup-sayup mata kengantokan dari jendela kamar dan jam sudah menunjukkan ke angka 11. Bangun, gosok gigi, minum nescafe dan makan roti krim jenama Lotte sebelum melabuhkan punggung di sofa enak menghadap laut di tingkat 7, satu lantai di bawah kamar aku dan dengan pantas terlena diulit mimpi lagi. Sedar sedar feri sudah menghampiri Incheon dan kanak-kanak riang rombongan cuti musim panas dari Korea Selatan dan China sudah hingar bingar ke sini sana sepertinya Jinchon Ferry ini adalah taman tema. Kepala mulai pusing, aku ikut keramaian orang ke ruang deck terbuka melihat-lihat burung camar terbang bebas menikmati makanan yang dihidangkan penumpang feri, comel sungguh burung-burung ni, burung yang bebas.

Dua jam kemudian feri selamat melabuh di terminal feri Incheon dan kali ini aku jangkakan dugaan akan menanti di imigrisen. Beratur dengan yakin dan setibanya di kaunter, puan imigrisen bertanya, berapa hari di Korea? buat apa di Korea? ada tiket pulang? dan aku jawab 8 hari, cuti dan aku tunjukkan semua tiket pulang ke Tianjin dan KL. Dari pandangan mata kasar seperti sudah lepas dan Vovin kemudian dipanggil sekali ke kaunter, keputusannya sila masuk ke pejabat, huhu.

Kami dibiarkan menunggu lama bersama seorang lagi pelancong China di pejabat yang tiada staf, semuanya seakan sibuk menguruskan pelancong rombongan. Aku bilang sama Vovin, kalau diorang nak hantar pulang ke KL naik pesawat aku ok je, tapi kalau balik Tianjin naik feri esoknya, huhu. Sejam berlalu, akhirnya ada yang melayani dan kami sepertinya sempat menjadi bahan gosip agaknya apabila ramai staf staf yang menghurungi bapak yang mengecek pasport kami sambil menyebut-nyebut; Malaysia, Malaysia.....kemudian senyum dan gelak. Kemudian bapak itu datang dan bertanya hubungan kami, aku jawab kawan dan dia angguk, kemudian berapa lama, aku jawab 8 hari, kemudian ada tiket pulang, Vovin tunjukkan. Selesai, dan aku rasakan positif kerana mood terlihat ceria di dalam pejabat, dan yay! kami lepas dan berkali-kali aku sebut kamsahamnida sambil menunduk-nunduk kepala.

Kemudian berjalan kaki ke stesen Line 1 subway Seoul berhampiran, Dong-Incheon yang akan membawa kami ke Hapjeong di Line 2. Seperti di Beijing, sistem subway di Seoul mudah digunakan walaupun berselirat jalur subwaynya di sana sini melingkari kota dan kemudahan kad prepaid memudahkan lagi perjalanan.

Sekitar jam 6 petang kami sampai di Mr. Kim's Friends Guesthouse yang kami pesan lewat internet di hostelworld.com dan harga untuk satu katil di dorm campur untuk 8 orang hampir RM50. Agak mahal berbanding di China tetapi antara yang termurah di kota mahal Seoul.

Oleh kerana aku dan Vovin membuat pesanan asing dan bilik kepadatan tamu, kami awalnya mahu diletakkan di bilik berasingan yang berjarak 5 minit perjalanan sebelum bos besar mengarahkan stafnya untuk meletakkan kami di dalam satu bilik dan naik kelas lagi, dorm untuk 6 orang - bonus 2 orang cewek Korea yang cantik.

Di Seoul juga aku akhirnya menamatkan puasa facebook yang sebenarnya akibat kekejaman kerajaan China memblok banyak laman web seperti twitter, youtube, blogger dan banyak lagi.

Malam kami berputar-putar di kawasan Hongdae yang berdekatan, nama lain bagi daerah sekitar Universiti Hongik yang terkenal dengan kursus seni halus dan pastinya untuk lelaki lurus inzal wanita, cewek-ceweknya yeh-peu-dah (cun) persis seperti di dalam drama Korea dan untuk cewek inzal laki, ala-ala Rain dan Won Bin bersepah di sini.

Di satu lokasi yang terdapat lukisan mural, kami ditegur oleh pasangan manis muda Korea yang mahu mengambil gambar kami dan bergambar bersama-sama, salah satu contoh dari lima keramahan orang Korea yang kami harungi; pertama di terminal feri di Tianjin, kedua di kamar di dalam feri, ketiga di dalam subway, keempat di kedai cetak menanya arah dan ini kelima. Dari luaran China dan Korea jauh berbeza, adakah demokrasi puncanya?

Setelah mata penat menikmati kecantikan, kami singgah di Family Mart, kios 24 jam menikmati makan malam, mi segera dan air mineral yang berkos 1,700 won (RM4.70). Kenyang pulang dan bermesra-mesra dengan teman sebilik yang sepertinya dalam keadaan separa mabuk, tipikal orang Korea.

Pedoman kata hari 43:

untuk anak-anak SD, SMP dan SMA Korea dan juga Malaysia;

My beloved Korean pupils!

Are you happy now? Do you think that you are happy at home and happy with your friends at school today? Are you sure that you will be happy in the future? Happiness is always situated in your mind. Merely the happy state of your mind itself is real happiness.

Let us think about how to find happiness situated in our mind.

First, I hope that you have a loving heart for all things in nature, even though it is difficult to put it into practice. You should not recklessly treat even an insect or a blade of grass by the roadside. And you should also cultivate your attitude to the acceptance of the natural circulation of the ecosystem.

Second, when you are positive about everything and determined to extend your grateful thanks to everyone, you will feel more comfortable and your love for others will grow on you. When you are accustomed to loving your friends, close relations with your friends are made, your stabilized mind promotes your school performance, and you have a joyful school life.

Third, it seems better to me to have a variety of experiences so as to find out your aptitudes and talents. By enjoying and experiencing various events and social and natural phenomena that are taking place around us, as much as you want, you will all get happiness as a gift.

Fourth, as a common proverb says, ``Walls have ears,” I would like you to bear in mind that there are no secrets, no lies and no deception in this world. That is why we have to live an honest life. Historical events that took place scores of years ago have come to light one by one through both whistle-blowers and scientific progress. Even trivial falsehoods and excuses, groundless rumors and curses are obstacles that do serious damage to children's pure hearts and their happy future.

Last but not least, let us greet each other with big smiles from the bottom of our hearts. Successful people around us share a secret that ordinary people do not know. That is, they have an attractiveness that everyone likes to possess. They are the people who behave themselves, try to remember others' names, and show consideration for others to the end, wherever and whenever they are.

My dear Korean students!

Please be always with Mother Nature, love your family and neighbors, and display your own talents and traits to the fullest. I hope that all Korean youth are always happy with an honest heart and a bright and untainted smile.

-
Lee Jong-hee, The writer is vice principal of an elementary school in Gyeonggi Province. He can be reached at pt4312@hanmail.net.

1 comment: